Pengunjung

Website counter

Minggu, 22 Januari 2012

Benarkah Banjir Nabi Nuh as Hanya Sebagian?


Nabi Nuh as. merupakan salah satu nabi dan rosul yang dimuliakan oleh Allah, sehingga namanya dicantumkan dalam Alquran surat Nuh. Beliau diberi umur panjang oleh Allah menjalani hidup selama 950 tahun. Dalam Alquran banyak dikisahkan adzab dari kaum terdahulu termasuk Kaum Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Soleh, dan Nabi Luth.
Adzab kaum Nabi Nuh as. adalah banjir Tofan, Kaum atau bangsa pertama yang dibinasakan secara massal oleh Allah SWT adalah kaum Nabi Nuh. Allah SWT memusnahkan mereka dengan mendatangkan banjir besar yang menenggelamkan mereka.
Ketika Nabi Nuh as. mengetahui kebanyakan umatnya telah kufur dan banyak yang brutal, apalagi mendengar seorang cucu dengan sang kakek dan melihat ulahnya kepada beliau, maka beliau mengetahui bahwa sang cucu lebih brutal dan brengsek dari pada sang kakek. Untuk itu beliau berdoa dalam sujud beliau dan menghadap kepada Allah SWT. Dan beliau berkata :
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا (26) إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا(27)
 "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir".(Surat Nuh 26-27).
Dari dalil alquran diatas sudah jelas bahwa menurut kebanyakan ahli tafsir, yang di adzab oleh Allah SWT adalah semua kaum beliau dengan mengirim banjir yang dapat menyelimuti bumi. Dengan dalil menggunakan lafadz "'Alal Ardi", menunjukkan bahwa kejadian hebat tersebut benar-benar meneggelamkan seluruh bumi bukan spesifik daerah masyarakat Sumeria kuno, yaitu Ur, Erech, Shuruppak dan Kish, sebagaimana dijelaskan oleh sebagian pendapat.
Ada sebagian pendapat menyatakan bahwa banjir yang melanda kaum Nabi Nuh as. bukan kesemua penjuru dunia, dengan dasar alasan bahwa; Allah akan membinasakan masyarakat suatu negeri yang telah diutus seorang Rasul kepada mereka, lalu mereka mengingkarinya. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ
 “Dan tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman". (Surat Al-Qashash ayat 59).
Menurut mereka masih banyak lagi beberapa umat manusia diluar kaum Nabi Nuh as. di muka bumi ini, sehingga yang di binasakan hanya umat yang telah datang baginya seorang utusan, adapun yang lainnya tidak, atas dasar ayat tersebut.   
Namun, menurut hemat penulis bahwasanya tidak ada pertentangan antara ayat Surat Al-Qashash dengan ayat Surat Nuh, yaitu adzab yang oleh Allah turunkan kepada umat Nabi Nuh as. juga melanda seluruh dunia karena kondisi umat manusia zaman Nabi Nuh as. tidak sama dengan kondisi umat sekarang, mereka relatif sedikit dibanding umat Muhammad Rosululloh SAW yang sudah menyebar di penjuru dunia.
Priode orang pertama kali yang menjadi kholifah di muka bumi adalah Nabi Adam as. kemudian diteruskan oleh putranya yaitu Nabi Syis as. lalu temurun kepada Nabi Idris as. dan dilanjutkan oleh Nabi Nuh as. yang semuanya diutus oleh Allah SWT untuk mengajarkan agama tauhid pada umatnya. Nabi Nuh as. adalah keturunan yang kesembilan Dari Nabi Adam. Pada priode keempat tersebut dengan selisih yang tidak begitu jauh dari masa Nabi Adam pantas kalau umat manusia pada waktu itu relatif sedikit yang mana tidak masuk akal kalau pada priode tersebut sudah banyak manusia yang tersebar di penjuru dunia.
Termasuk tanda, bahwa adzab kaum Nabi Nuh as. yang berupa banjir tofan melanda seluruh dunia yaitu adanya lautan dan sungai yang ada sekarang ini.
Masih menurut mereka, "Apakah mungkin seluruh hewan di muka bumi ini dinaikkan ke perahu Nabi Nuh?". Sebagaimana dalam Al-Quran diriwayatkan, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mengangkut masing-masing hewan sepasang (jantan dan betina) ke dalam bahteranya: Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: ”Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman, Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit". (Surat Hud 40).
"Berarti harus ada pengikut Nabi Nuh yang dikirim ke berbagai penjuru dunia, lalu membawa pulang ribuan spesies yang mereka temui dengan bahtera yang sangat besar. Ada pengikut Nabi Nuh yang dengan sebuah bahtera besar dikirim kutub utara dan selatan untuk membawa sepasang beruang kutub, sepasang burung pelikan, sepasang anjing laut dan berbagai hewan kutub lainnya, lalu semua itu dibawa pulang negeri mereka. Juga harus ada satu ekspedisi bahtera yang dikirim ke benua Amerika untuk membawa sepasang bison, sepasang harimau, sepasang beruang, sepasang ular anaconda, sepasang lintah, sepasang ikan piranha, sepasang sapi, sepasang cheetah, sepasan kambing, sepasang burung nasar, sepasang serigala, sepasang kutu anjing, serta sepasang ribuan spesies hewan lainnya dari benua itu". Menurut mereka.
Menurut sebagian ahli tafsir, hewan yang dibawa ke bahtera Nabi Nuh as. yaitu hewan yang hidup dan mereka temui disekitar mereka. Tanpa keliling terlebih dahulu ke penjuru dunia untuk membawa semua hewan yang mereka temui. Alasannya yaitu kondisi umat Nabi Nuh as. tidak sama dengan kondisi zaman sekarang.
Lalu bagaimana sekarang banyak ribuan spesies yang kita temui di di zaman ini? Apakah mereka semuanya juga ikut di bahtera Nabi Nuh? Allah yang maha tahu dan maha mampu menciptakan semuanya. Tanpa proses diselamatkan melalui bahtera Nabi Nuh as. Allah SWT maha kuasa menciptkan semua makhluk atas kehendaknya. WAllohu A'lam BisSowab.

1 komentar: